Sudah
tiga hari ini hujan turun deras di Pantai Lovina. Cuaca memang sedang tidak
bersahabat dengan waktu. Hampir setiap pagi menjelang pasti akan ada iringan
air dari langit yang turun. Aku hanya bisa melompat beberapa kali kesana
kemari. Biasanya aku akan melompat dengan atraktif saat kau ada disini. “Semoga
esok pagi hujan tidak akan turun. Semoga esok pagi kita bisa bertemu”, doaku di
malam hari.
Matahari
mulai merangkak naik dan tetesan air dari langit tidak berani muncul. “Ah,
doaku terkabul”, batinku senang. Aku mulai berenang dengan agresif mengikuti
gerombolan kawan-kawanku mendekati pantai. Saatnya tiba. Rinduku kepadamu akan
segera terobati. Aku bisa melihatmu dengan jelas di anjungan. Seperti biasa,
kau sebagai nahkoda merangkap menjadi guide
bagi wisatawan.
“Lumba-lumba
yang ada di Pantai Lovina jumlahnya sekitar 30an. Anda sekalian bisa
menyaksikan lompatan indah lumba-lumba tersebut”, jelasmu sambil memegang
kemudi dalam balutan kaos putih warna kesukaanmu.
Aku
berenang mengitari dirimu. Lompatanku ini bukan untuk mereka yang datang
melihatku. Tetapi untuk dirimu. Tahukah kamu, lompatan indahku ini
menggambarkan kerinduanku padamu. Perbedaan diantara kita tidak memadamkan
perasaanku kepadamu. [#CerminBentang]
0 comment:
Posting Komentar