Area X : Hymne Angkasa Raya

/ 20151113 /

Penulis            : Eliza V. Handayani
Penerbit           : Dar! MIZAN, Bandung
Tebal               : xxiv + 368 halaman 
Cetakan           : Juli 2003



Eliza V. Handayani…..mewakili generasi terbaru yang akan dimiliki abad 21, seperti Fansuri, terpelajar, futuristic, indah, dan kreatif. —Taufiq Ismail


Buku ini merupakan buku lama yang terbit pertama kali tahun 2003. Sebelum terbit dalam bentuk novel, Area X adalah naskah film yang menjuarai Lomba Penulisan Film tahun 1999. Eliza saat menulis buku ini menggunakan rujukan 33 buku, jurnal dan bulletin. Eliza menggunaka rujukan tersebut untuk memperkuat sains, teknologi dan keilmiahan yang terkandung dalam novelnya. Buku ini berbeda dengan novel fiksi yang marak saat ini. Saya lebih suka menyebutnya sebagai novel fiksi ilmiah karena tidak terlepas dari beberapa penggunaan istilah ilmiah yang ada. Secara tidak langsung ketika kita membaca novelnya, kita bisa mempelajari pula astronomi, astrologi, astrofisika, astrobiologi, sains, ufologi dan teknologi modern yang dipaparkan dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami. Novel ini tidak hanya berkisah pada seputar ilmiah saja. Penulis juga menyuguhkan cerita persahabatan dan percintaan antara Yudho, Elly, dan Rendy.

Yudho dan Rocky adalah mahasiswa pascasarjana. Pada tahun 2015, mereka menemukan sebuah rahasia tak terduga di Area X (read : area sepuluh), yang merupakan pusat penelitian IPTEK mutakhir di Indonesia 2015 yang berjumlah 10 area. Yudho dan Rocky mencari tahu rahasia apa yang dilakukan di Area X. Rasa penasaran mereka yang belum tuntas  menghasilkan kematian Rocky. Elly yang merupaka seorang mahasiswa astrofisika menemukan keganjalan dalam kecelakaan Tyas. Dia mengaku melihat piring terbang di dekat Area X. Rasa penasaran Elly mempertemukan dia dengan Yudho di Hadeslan, kota satelit yang mengelilingi Jakarta. Akankah mereka bisa menyingkap rahasia tersembunyi di Area X? Dan siapakah Rendy yang muncul di tengah – tengah kedekatan antara Elly dan Yudho? Temukan jawabannya dalam novel ini. 



"Berpeganglah selalu pada diri sendiri. Tapi akan selalu ada, meskipun sedikit,meskipun tiada kau rasakan,orang-orang yang selalu berpikir sepertimu,yang bisa memahamimu,dan bisa menyayangimu. Tak seorang pun benar-benar sebatang kara.  Kita tidak pernah benar-benar sendirian......"


(Note: Tulisan ini dimuat di Majalah MISI STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta Edisi Desember 2014)

0 comment:

IG

it's me

Foto Saya
devi setyowati is my full name // a midwife // interested with the words world // to be a simple thinker // chocolate addict // cappucino addict // "i am not the best but i am trying my best"

Blog Archive

 
Copyright © 2010 devilove, All rights reserved
Design by DZignine. Powered by Blogger